Kamis, 20 Desember 2012

pro kontra aceng

sekarang publik Indonesia (terutama masyarakat Garut) emang lagi di hebohkan oleh pernikahan singkat Bupati Aceng. Sebagai warga Indonesia, kita pasti tau berita yang sangat Fenomenal ini. Ya, walaupun kamu bukanlah warga yang suka nonton atau pun membaca berita, tapi berita yang satu ini bahkan sudah tiap hari hadir di acara Infotainment. Jadi sudah tidak ada alasan bagi mu untuk tidak tau berita ini, kecuali kalau kamu memang gak punya TV dirumah, terus kamu juga gak bisa numpang nonton di tetangga mu, karena mereka juga gak ada yang punya TV (tapi jaman segini kira2 di daerah mana yang satu kampung gak ada TV ya???). Ya, Aceng diketahui telah menikahi seorang gadis yang bernama Fany Oktara hanya dalam waktu 4 hari (udah bisa ditebak kan niatnya menikah apa?). Yang pasti, perbuatan aceng itu menimbulkan kemarahan banyak pihak. Gak hanya kemarahan perempuan, ibu-ibu, tante-tante, nenek-nenek, tapi juga memicu kemarahan laki-laki, bapak-bapak, om-om, kakek-kakek, entah itu rakyat biasa, PNS, karyawan swasta bahkan para pejabat-pejabat yang katanya wakil rakyat itu pun secara beramai-ramai memberikan kritik atas perilaku aceng itu.

Tidak sedikit dari mereka meminta agar aceng mundur. Selain karena perbuatannya dinilai melanggar etika, aceng juga dinilai sudah tidak layak menjadi seorang pemimpin. Tapi karena memang kekuasaan itu membawa banyak sekali kesenangan, sang bupati seakan tak pernah bergeming, dia tetap tidak mau mundur. Bahkan, katanya beliau (kalau bukan pendukungnya, agak lupa gue) mengancam kalau dia diturunkan, maka akan terjadi kisruh di Garut (wah wah, ni bupati emang pede nya tinggi banget ya, udah di demo habis-habisan, diminta mundur, di kritik dimana-mana tetap aja gak merasa bersalah).

Pendapat saya seperti apa??? Kalau ditanya bagaimana pendapat saya tentang kasus ini, sebagai warga negara dan perempuan Indonesia yang baik, pintar, rajin menabung dan suka menolong (yaelaaah..... narsis amat nih mbak-mbak) tentu saja saya membenci perbuatan saudara aceng (kayak udah kenal lama aja).
bagi saya, aceng hanya mengatasnamakan agama (nikah siri) untuk melegalkan nafsu dan kelakuan bejatnya. bagi saya, dia sudah mempermainkah hukum Islam. Saya tentu tidak masalah dengan nikah sirinya, tapi yang bermasalah adalah waktunya yang hanya empat hari itu (dia emang gak bener-bener niat membina rumah tangga yang baik kan?). Untuk ukuran seorang rakyat biasa aja, hal itu sudah sangat tidak etis untuk dilakukan, apalagi seorang bupati. Jadi, substansinya disini, bagi saya aceng sudah tidak layak menjadi seorang pemimpin, dan mau tidak mau aceng memang harus turun, entah itu diturunkan atau pun mengundurkan diri, however lah, yang penting dia harus mundur!!!!! (koq jadi berapi-api gini ya????)

Tidak ada komentar: